[Dear Husband] Post Partum Depression

[Dear Husband] Post Partum Depression

Menikah dengan yang sangat dicintai, hamil dan dikaruniai anak. Rasanya bahagia menjadi wanita itu begitu sempurna, ya? Beberapa minggu lagi saya akan menikah, bayangan akan kehidupan rumah tangga rasanya semakin jelas di depan mata. Ada banyak sekali cemas, hingga pagi ini saya dibuat bergetar saat membaca kisah seorang suami yang istrinya mengalami Post Partum Depression.

Post Partum Depression adalah depresi pasca persalinan atau dalam kasus ringan biasa dikenal dengan Baby Blues. Hal ini biasanya terjadi beberapa minggu pasca persalinan yang ditandai dengan rasa cemas, marah, suasana hati yang tiba-tiba berubah, sering menangis hingga sedih. Dalam perkembangan yang lebih serius, hal ini disebut dengan Post Partum Depression.

Post Partum Depression ini pun ternyata terbagi menjadi 3 tingkatan, yakni Postpartum Blues atau yang lebih terkenal dengan gangguan mental ringan pasca melahirkan. Selanjutnya Postpartum Depression atau  chronic depressive syndrome yang lebih kronis. Lalu, Postpartum Psychosis atau puerperal psychosis yang lebih dikenal dengan depresi kronis pasca persalinan. Pada tingkatan ini, penderita bahkan mengalami halusinasi sehingga tingkah lakunya menjadi irasional.

Catherine Delahaye/Corbis via ©whattoexpect
Catherine Delahaye/Corbis via ©whattoexpect

Kisah seorang ibu yang pernah menderita Post Partum Depression bisa dibaca di Melawan Post Natal Depression. Sebagai wanita dan juga calon ibu nantinya, saya bisa merasakan betapa beratnya menjadi ibu yang mengalami depresi serupa. Halusinasi, rasa tidak tenang dan ketakutan yang berlebihan bahan bisa membahayakan orang-orang tersayang. Bahkan beberapa dari mereka berusaha menyakiti yang ada di sekitarnya. Bahkan, melakukan bunuh diri.

Pada beberapa sumber, Post Partum Depression bisa disebabkan oleh kondisi tertekan selama masa kehamilan. Sebut saja adanya konflik selama perkawinan, rasa ragu saat masa kehamilan, lingkungan yang berat hingga kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar.

Calon ibu yang tidak mendapatkan dukungan dari pasangan, keluarga dan orang terdekat. Mendapati anaknya sakit dalam kandungan. Menderita Severe Prementrual Syndrome (PMS) adalah wanita yang berpotensi menderita Post Partum Depression.

Tidak dipungkiri saya adalah tipe wanita yang mudah mengalami stres dan PMS saat periode datang bulan. Membaca kisah di atas, bagaimana bisa spekulasi buta dalam kepala tidak muncul dan meraba-raba.

Teruntuk para calon Ibu,

Semua orang mencintaimu. Semua orang ada untukmu. Kamu, tidak sendiri. Lihatlah suamimu, yang selalu ada dan siaga. Kamu wanita kuat yang terpilih, menjadi seorang Ibu.

Teruntuk para calon Ayah,

Jangan lengah memandang istri dan bayi kecilmu di dalam sana. Hujani dengan cinta dan doa setiap saat. Manjakan dengan sentuhan penuh kasih sayang yang tak terhitung jumlahnya. Saat lelah dan mungkin ingin marah, bersembunyilah dulu di dapur rumah. Lalu, kembalilah sebagai ayah dengan sentuhan sayang paling hangat. Lihatlah, istri dan anakmu juga sedang berjuang.

©photosbylaurenashley
©photosbylaurenashley

Kejadian ini bisa dijadikan pelajaran, jika kasih sayang dan dukungan sangat diperlukan oleh para calon Ibu. Kesiapan mental perlu ditanam dalam. Saya tahu jika setiap orang mengalami banyak permasalahan dan ceritanya sendiri. Berkata saja mungkin mudah, tapi paling tidak cobalah.

Selamat memberikan hujan kasih sayang, sentuhan paling hangat dan dukungan terhebat. Pastikan untuk selalu ada, ya.