Bicara Gizi Bareng Danone: Pencegahan Malnutrisi untuk Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan
Semenjak jadi ibu, mendadak harus bisa jadi ahli gizi bagi si kecil. Sabtu kemarin (18/10) bareng DANONE Specialized Nutrition #BicaraGizi untuk deteksi dini dan manajemen nutrisi pada anak dengan Penyakit Jantung Bawaan (PJB). Sebagai seorang ibu, mengikuti acara ini memberikan banyak pengetahuan baru yang bermanfaat.
Masalah malnutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan masih menjadi tantangan bagi masa depan anak Indonesia. Kondisi medis khusus seperti Penyakit Jantung Bawaan (PJB) dapat mempersulit pemenuhan nutrisi yang bisa berakibat pada kekurangan nutrisi.
Dalam rangka memperingati Hari Jantung Nasional, Nutricia-Sarihusada sebagai bagian dari Danone Specialized Nutrition mengadakan acara 'Bicara Gizi' dengan mengajak para ahli, komunitas, media hingga blogger di kota Malang untuk berdiskusi mengenai tanda serta kebutuhan nutrisi pada anak PJB untuk membantu tumbuh kembang anak lebih optimal.
Arif Mujahidin - Corporate Communication Director Danone Indonesia mengatakan " Anak-anak harus tetap dipenuhi kecukupan gizinya melalui makanan dalam keadaan kesehatan apapun, karena asupan nutrisi melalui makanan akan membantu tumbuh kembang dan daya tahan tubuh mereka."
Acara 'Bicara Gizi' yang diselenggarakan di Hotel Savana Malang ini dibuka dengan berbagi cerita bersama dua ibu hebat. Bunda Zafran dan Bunda Keyla, dua ibu dengan anak yang menderita PJB. Jujur sebagai seorang ibu, mendengarkan penuturan mereka tentang kondisi anaknya membuat saya berkaca-kaca.
Zafran, anak yang sejak dalam kandungan sudah didiagnosa janin gagal tumbuh. Namun, sang ibu tidak menyerah. Hingga Zafran kecil lahir diusia kehamilan 7 bulan. Bahagia dengan kehadiran di kecil, pada usia 8 bulan ia tidak tumbuh seperti anak pada umumnya. Perkembangannya lambat, belum merangkak dan tengkurap. Zafran divonis menderita PJB dengan kasus yang sangat langka. Di Indonesia, Zafran termasuk satu dari delapan orang anak dengan kasus PJB langka tersebut. Hingga saat ini, Zafran dan ibunya masih terus berjuang.
Keyla, anak yang pada usianya di satu tahun belum bisa duduk dan berjalan. Bahkan, berat badannya masih pada angka 5 kg. Keyla telah menjalani operasi PJB dan berhasil!
Apa Itu Penyakit Jantung Bawaan?
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan penyakit yang terjadi karena ada kelainan struktur jantung yang muncul sejak bayi masih dalam kandungan. PJB mengganggu kemampuan jantung anak untuk memompa darah dan menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Seperti cerita dari Bunda Zafran dan Bunda Keyla, anaknya memiliki keterlambatan dan kemampuan yang berbeda dari anak sehat pada umumnya.
Di Indonesia, angka kejadian PJB diperkirakan mencapai 43.200 kausus dari 4,8 juta kelahiran hidup yakni sekitar 7-8 diantara 1000 kelahiran. Bila tidak dideteksi secara dini, risiko pasien tidak selamat mencapai 50% pada bulan pertama kehidupan. Selain itu, diperlukan deteksi dini dan pemberian nutrisi yang intensif sesuai pengawasan dokter." jelas Konsultan Kardiologi Anak dr. Dyahris Koentartiwi, SpA (K).
Akrab disapa dr Risty, beliau memaparkan secara gamblang apa saja penyebab sekaligus penanganan yang bisa dilakukan saat anak terdeteksi PJB. Sekilas pembahasan dan materi tentang PJB sangat berat. Apalagi, banyak istilah medis yang masih asing di telinga. Namun, dr Risty bisa menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami. Acara juga nggak kaku banget, karena diselingi obrolan ringan yang membuat suasana jadi fresh.
Penyebab Penyakit Jantung Bawaan
Bagi saya pribadi, mendengar penjelasan tentang PJB bikin merinding dari awal. Penyebab PJB sendiri sebagian besar dikarenakan adanya masalah pada kehamilan, diawal perkembangan jantung anak. Beberapa faktor yang bisa memicu PJB adalah:
- Faktor Genetik/Keturunan
PJB bisa dipengaruhi oleh faktor genetika lintas generasi. Orangtua dengan riwayat PJB lebih besar risikonya memiliki anak dengan kondisi yang sama. - Diabetes
Calon ibu yang memiliki riwayat diabetes sangat berisiko memiliki anak dengan PJB. Itulah mengapa sebelum proses kehamilan, calon ibu diminta untuk mengendalikan kadar gula dalam tubuh. Disarankan juga untuk melakukan konsultasi pada dokter. - Rubella
Saat masa kehamilan, infeksi rubella juga bisa menyebabkan masalah perkembangan jantung bayi. Pastikan untuk memeriksakan diri ke dokter sebelum hamil untuk mencegah adanya infeksi berbahaya dengan vaksin. - Konsumsi obat-obatan
Pada masa kehamilan, konsumsi obat-obatan harus sesuai dengan instruksi dokter. Obat-obatan tertentu bisa menyebabkan cacat lahir, termasuk cacat jantung bawaan. - Merokok dan Mengonsumsi Alkohol
Minum alkohol, merokok da menjadi perokok pasif selama kehamilan bisa meningkatkan risiko gangguan kehamilan. Termasuk cacat jantung bawaan pada janin.
Gelaja Penyakit Jantung Bawaan
Pada masa kehamian, gejala PJB bisa dikenali dengan suara tidak normal dari jantung atau yang disebut dengan bising jantung. Beberapa gejala berikut ini juga perlu diwaspadai:
- Nafas pendek atau cepat nafas
- Susah makan
- Keringat berlebihan saat makan
- Sianosis (kulit, bibir dan kuku berwarna kebiruan)
- Penurunan berat badan atau berat badan sulit bertambah
- Denyut nadi lemah
- Anak sering meringkuk, dengkul menempel pada dada
Jika anak menunjukan beberapa tanda di atas, disarankan untuk segera konsultasi pada dokter. Ini nih pentingnya untuk datang ke Posyandu dan cek terus tabel KMS agar tahu perkembangan si kecil.
Pencegahan Penyakit Jantung Bawaan
Ada nggak sih cara untuk bisa mencegah PJB? Jawabannya, ADA. Kuncinya ada pada perawatan si kecil saat masih dalam kandungan. Biasanya dalam istilah medis disebut dengan asuhan prenatal, seperti yang berikut ini:
- Cek darah sebelum mengupayakan kehamilan
Cara ini efektif untuk mendeteksi berbagai penyakit yang mungkin mengganggu kehamilan. Dokter bisa melakukan berbagai langkah untuk mengatasi dan mencegah penyakit yang diderita - Konsultasikan ke dokter saat akan mengonsumsi obat tertentu
- Ibu hamil dengan riwayat diabetes harus mengusahakan kadar gula darah selalu pada batas aman
- Menghindari asap rokok dan minuman beralkohol
- Jika menemukan gejala PJB pada anak, segera konsultasikanpada dokter dan menjalani perawatan medis. Dalam kondisi yang masih awal, banyak kemungkinan sembuh jika melakukan pemeriksaan rutin dan penanganan yang tepat.
Malnutrisi Pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan
Dalam proses penyembuhan anak dengan PJB, sering kali terjadi kendala berupa malnutrisi. Keadaan ini membuat proses penyembuhan dan penanganan dokter terus tertunda karena berat badan yang tidak mencukupi. Secara umum, penyebab timbulnya malnutrisi dibagi menjadi 3 kategori:
- Masukan kalori yang tidak adekuat
- Absorbsi dan pemanfaatan yang tidak efisien
- Peningkatkan kebutuhan energi/kalori
Pada anak dengan PJB, asupan yang tidak memadahi terjadi karena kesulitan makan. Mulai dari kesulitan menghisap, menelan, lelah saat makan dan adanya pembatasan cairan .
Anak yang dilahirkan dengan PJB meningkatkan risiko kondisi gagal tumbuh karena asupan gizi yang tidak adekuat dan kesehatan yah tidak optimal.
Anak dengan penyakit jantung bawaan memerlukan asupan nutrisi yang intensif dan makanan tinggi kalori untuk memberikan optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan serta kualitas hidup yang lebih pada anak. Hal tersebut meliputi pemantauan dengan melakukan diagnosis status gizi dan masalah nutrisi; menentukan kebutuhan kalori, protein, jumlah cairan, menentukan rute pemberian nutrisi, jenis makanan, serta monitoring keberhasilan. Dengan pendekatan tersebut, anak dengan PJB diharapkan dapat terhindar dari kondisi serius seperti malnutrisi dan stunting yang dapat memperburuk kesehatannya." ujar Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak dr. Anik Puryanti, SpA (K).
Siapa nih yang suka paksa anak makan di rumah? Saya sendiri rasanya nggak lega kalau Arthur makannya cuma sedikit. Makan sambil lari-larian rasanya udah biasa. Tapi, menurut dr. Anik cara ini justru nggak mengajarkan kebiasaan makan yang baik, lho. Bukannya anak suka makan, justru malah sulit makan.
Membiasakan Pola Makan yang Menyenangkan untuk Anak
Persoalan makan anak ternyata nggak hanya tentang menu aja yang bikin GTM (Gerakan Tutup mulut). Ternyata, jam makan dan kebiasaan makan yang dibangun oleh ibu sangat berpengaruh banget. dr Anik menjelaskan jika kebiasaan makan itu harus dibangun dengan disiplin. Mulai dari waktu, suasana dan kreasi makan.
Siapa nih yang butuh waktu lebih dari 1 jam untuk suapin anak? Cara ini ternyata kurang tepat, lho. Menurut dr Anik, waktu makan itu maksimal hanya 30 menit. Hal ini dilakukan untuk menghindari trauma makan pada anak.
Bangun kebiasaan makan yang menyenangkan, yakni makan bersama ibu dan ayah. Beri kesempatan anak untuk bisa merasakan rangsangan rasa lapar. Nggak setiap waktu dijejali makanan lho, buibuuu :D
Jeda dari sesi makan satu ke yang lainnya paling tidak minimal 2 jam. Hal ini akan membuat si kecil merasakan lapar, lalu akan lebih lahap pada sesi selanjutnya.
Biasakan juga untuk tidak memaksa anak makan dengan cara yang kurang menyenangkan. Untuk menghindari trauma, pastikan sesi makan selalu menyenangkan untuknya.
Lebih Dekat dengan Bicara Gizi dari Danone Specialized Nutrition
Bicara Gizi bareng Danone ini memberikan banyak insight dan pengetahuan yang bermanfaat banget. Bagi yang kepo tentang Bicara Gizi, acara ini merupakan program edukasi yang diinisiasi oleh Danone untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya peran nutrisi untuk mendukung kesehatan masyarakat.
Nggak hanya talkshow edukasi, karyawan Danone Indonesia juga berpartisipasi dalam melakukan kegiatan volunteer untuk mendampingi dan menghibur anak-anak dengan PJB.
Kami berharap kegiatan Bicara Gizi di Kota Malang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat serta mendorong penanganan nutrisi yang tepat bagi anak dengan PJB agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal." tutup Arif Mujahidin.
Acara Bicara Gizi ditutup dengan games seputar PJB dan pengumuman pemenang sosial media oleh para teman media dan blogger. Saya menjadi salah satu pemenang kuis yang menjawab pertanyaan paling cepat dan benar. YAY!
Terima kasih Danone dan acara Bicara Gizi yang mengedukasi dan menginspirasi!