(Lucunya) Definisi 'Relationship Goals' Anak Jaman Sekarang
Bicara soal cinta, memang nggak ada habisnya. Setiap orang juga punya definisi dan ‘cara mencintai’ yang berbeda. Semua sah saja. Tapi, belakangan ini rasanya suka gatal dengan generasi cabe-cabean yang sedikit-sedikit bilang ‘relationship goals’.
“Envy banget, Awkarin-Gaga emang relationship goals banget!” (Terus mereka putus)
“Rachel Venya-Niko, pasangan paling sweet yang pernah ada!” (Terus si Niko dikabarkan hamilin cewek lain)
“Pasangan panutan anak muda zaman sekarang, Anya Geraldine-Radit!” (Harus ya mempertontonkan adegan ciuman sampai mandi bareng?)
Membaca berita tentang tiga karakter anak muda yang katanya lagi jadi ‘panutan’ dalam hal relationship, bikin geleng kepala. Mereka mungkin cuma anak-anak muda yang apes karena terekspose media. Tapi, toh banyak juga anak jaman sekarang yang pengen seperti mereka. Saya sebagai calon orang tua miris aja. Penasaran dengan pergaulan anak saya nantinya.
Bagi beberapa generasi tua (termasuk saya *ehem), semua yang dilakukan tiga karakter yang apes di atas tergolong sangat berani. Tapi, untuk generasi sekarang semua itu mungkin biasa aja. Nggak perlu buka instagram, ada banyak pasangan anak SD yang gandengan di mall, pasangan anak SMP yang pelukan di tempat umum. Lalu, jangan bayangkan apa terjadi pada pasangan level selanjutnya.
Gatal dengan arti relationship goals dan coba googling. Arti yang muncul di urbandictionary.com adalah:
*“When two people are in a relationship and girls envy them, usually a celebrity couple or popular couple in high school.” *
Ok, pantesan generasi cabe-cabean menjerit histeris dengan apa yang dilakukan ‘panutannya’. Setiap orang memang punya hak tersendiri untuk posting apa saja yang diinginkan di sosial media. Tapi, melihat generasi sekarang yang punya ‘perspektif konyol’ tentang relationship goal. Nggak rela rasanya lihat generasi muda yang (katanya) penerus bangsa baper di social media. Pamer foto pelukan dan pose di kamar hotel. Miris.
Bagi adek-adek yang sedang membaca tulisan ini (mungkin) marah. Iya, karena mungkin definisi relationship goals yang saya jadikan panutan berasal dari dimensi lama. Lewat kisah nyata yang diadaptasi jadi film ini misalnya.
The Vow. Kisah nyata dari Krickitt dan suaminya Kim Carpenter. Baru beberapa bulan menikah, mereka mengalami kecelakaan hebat. Krickitt kehilangan ingatan 2 tahun terakhirnya. Kenangan tentang suaminya? Ia tidak ingat pernah menikah. Pulih dari masa kritis dan hidup bersama ‘pria asing’ yang mengaku suaminya. Banyak goncangan yang dilewati, hingga akhirnya mereka tetap bersama. Memiliki dua orang anak dan bahagia hingga sekarang.
50 First Dates. Diadaptasi dari kisah nyata Michelle Philpotts yang menderita amnesia langka setelah mengalami kecelakaan. Ingatannya berhenti pada tahun 1994, ketika berumur 21 tahun. Suaminya harus membuktikannya setiap pagi jika ia sudah menikah dengan video dan rekaman masa-masa pentingnya. Karena, saat ia tidur ingatannya akan hilang dan kembali pada tahun 1994. Setiap hari, suaminya membuat catatan dan apa saja dari tahun 1994. Tujuannya, agar bisa memenangkan cinta istrinya (setiap hari).
Kalau menurut saya sih, kisah cinta Carpenter dan Philpotts lebih cantik. Sependapat, nggak? Kalau iya dan usia kamu masih muda. Suka sewajarnya saja ya :)) Bikin prestasi dulu, berkarya yang bisa bikin bangga. Kalau sudah waktunya, nanti juga bakal ngerasain cinta yang bukan main main aja. *sok tua
Emak yang lagi hamil ini cuma mau curhat aja. Miris nonton adek-adek yang lagi ‘bekerja keras’ kelihatan mesra bareng pasangannya. Pamernya prestasi aja ya, dek. Nanti bakalan (tante) kasih l.o.v.e.
*salam damai dari sini ~