Semenjak Ada Arthur.
Semenjak ada Arthur, Mama bisa masak tiga hingga empat resep masakan yang berbeda setiap harinya. Semenjak ada Arthur, Papa belajar untuk mencuci baju pakai tangan untuk pertama kalinya. Semenjak ada Arthur, Mama Papa berubah menjadi versi kami yang terhebat. Iya, semenjak ada kamu.
Belum genap sebulan menikah, kami sudah diberi tanggung jawab untuk menjadi calon orangtua. Belum puas pacarannya, belum mengenal dengan baik sosok saya sebagai 'istri' dan sosok dia sebagai 'suami'. Kami harus menempatkan diri sebagai 'calon mama' dan 'calon papa' dari makhluk kecil dalam perut.
Disaat newlywed pada umumnya jalan-jalan traveling berdua, kencan setiap malam dan menikmati kebersamaan berdua. Kami sama, berdua, berkencan, dengan aplikasi pregnancy tracker yang baru didownload, referensi di mana mana, dan menabung sebanyak-banyaknya. Untuk makhluk kecil dalam perut.
Kami berubah saat itu juga.
Dari kami yang hampir setiap malam ke kafe hingga tengah malam. Kini tidur lebih awal. Dari kami yang suka jalan-jalan seharian. Kini lebih sering di rumah, jalan jalan pagi saja.
Arthur lahir, ditemani aroma petrichor. Membawa kami pada dimensi-dimensi baru yang belum pernah kami masuki sebelumnya. Tumpukan popok, tangisan bayi tengah malam, mitos-mitos bodoh, toxic people, pilihan merek sabun mandi, botol-botol ASIP, go-food pizza tiap malam, mata panda, saldo menipis, tabungan habis, baju busui friendly, warna pup, drama lepas kaos kaki, mpasi, martabak story dan masih ada ribuan frase kata lainnya. Tapi, kami cinta, semenjak ada Arthur.
Semenjak ada Arthur, kami berdua punya banyak kelebihan yang dulunya sama sekali ngga ada. Lebih cinta, lebih sabar, lebih memahami, lebih mengerti, lebih kuat, lebih sehat, lebih rajin minum air putih, lebih rajin bersih-bersih, lebih berhemat, lebih pilih susu cokelat.
Semenjak ada Arthur, kami juga punya rencana tahun ini mau pergi ke mana. Doakan saja semuanya lancar ya! Terimakasih Arthur, semenjak ada kamu Mama Papa punya hidup yang lebih terarah.